Pagi hari dibangunkan oleh alarm harga, membuka ponsel dan melihat—token dari salah satu proyek DeFi terkemuka anjlok 50%, stablecoin kehilangan peg dan turun ke $0.92. Di media sosial penuh dengan keraguan, grup diskusi menjadi kacau. Detak jantung melonjak ke 120, hanya ada satu pertanyaan di kepala: apakah harus menjual paksa? Apakah ini saatnya membeli lagi atau menunggu lebih lama?

Dalam situasi seperti ini, yang paling ditakuti adalah melakukan tindakan sembarangan berdasarkan feeling. Jadi, Anda membutuhkan satu rangkaian rencana respons darurat yang standar.

**Langkah pertama: Tetap tenang, identifikasi jenis masalah (selesai dalam 1 menit)**

Jangan terpaku pada aplikasi pasar, data di sana sering terlambat. Cara yang benar adalah membuka halaman protokol perdagangan terdesentralisasi dan coba lakukan transaksi nyata. Masukkan 1000 unit stablecoin, lihat berapa banyak USDC yang benar-benar bisa ditukar. Jika harga di blockchain masih mendekati $1.00, itu berarti masalahnya mungkin hanya karena salah satu bursa besar sedang melakukan aksi jual besar-besaran—protokol di blockchain sendiri tidak bermasalah. Dalam situasi ini, jangan ikut-ikutan jual.

**Langkah kedua: Pelajari kondisi aset dasar secara mendalam (2-5 menit)**

Temukan panel monitoring data proyek, fokus pada satu indikator: Rasio Jaminan (Collateral Ratio). Jika rasio jaminan masih di atas 100%, itu menunjukkan aset nyata yang mendukung stablecoin tidak mengalami penyusutan. Dalam situasi seperti ini, penurunan harga secara drastis sebenarnya hanyalah keruntuhan emosi pasar.

Buat keputusan berdasarkan penilaian ini: jika Anda memegang stablecoin, jangan buru-buru menarik dana karena slippage saat ini sangat besar. Jika Anda memegang token tata kelola, juga jangan buru-buru menjual—karena harga sudah turun seperti ini, kemungkinan besar sudah mencapai titik terendah.

Intinya, jangan sampai terjebak dalam kepanikan, bicarakan dengan data.