Inilah ironi yang tidak dilihat siapa pun: AI dipromosikan sebagai pengimbang yang hebat, kekuatan yang akhirnya akan memecahkan cengkeraman Big Tech pada ekonomi digital. Cepat maju ke drama pengadilan Google, dan tiba-tiba teknologi yang sama itu menjadi pembelaan terkuat mereka. "Lihatlah gangguan AI," mereka berargumen, "pasar sudah mulai bergeser." Alat yang dimaksudkan untuk mendistribusikan kembali kekuasaan justru membenarkan konsentrasinya. Langkah klasik—gunakan ancaman perubahan untuk berargumen melawan perubahan apapun.
Lihat Asli
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
6 Suka
Hadiah
6
5
Posting ulang
Bagikan
Komentar
0/400
VitalikFanboy42
· 7jam yang lalu
Terlalu lucu, AI yang seharusnya menjadi penyelamat malah menjadi tameng bagi perusahaan besar, perubahan ini benar-benar membuat saya terkejut.
Lihat AsliBalas0
MetaverseVagabond
· 7jam yang lalu
Lucu banget, AI jadi tameng perusahaan besar, benar-benar luar biasa.
Lihat AsliBalas0
TokenomicsTinfoilHat
· 8jam yang lalu
Haha, ini lagi-lagi jebakan lama, AI awalnya datang untuk menghancurkan pekerjaan, sekarang malah menjadi perisai bagi raksasa, benar-benar luar biasa.
Lihat AsliBalas0
GateUser-cff9c776
· 8jam yang lalu
Schrödinger-nya AI ini, sekaligus cahaya revolusi dan perisai kekuasaan, Google memang jago mainnya.
---
Jujur saja, perusahaan teknologi besar pakai AI sebagai tameng itu mirip kayak Da Vinci dulu dibeli gereja.
---
Tunggu, jadi AI pada akhirnya tetap jadi alat pelindung kekuasaan? Terus semangat desentralisasi web3 yang dulu aku all in ke mana?
---
Inilah yang disebut penjelasan sempurna untuk filosofi bear market—semakin ingin memecah monopoli, justru semakin memperkuat monopoli itu sendiri.
---
Menurut kurva penawaran-permintaan, floor price tingkat konsentrasi kekuasaan kembali cetak rekor baru.
---
Plot twist klasik, palu yang seharusnya meruntuhkan rumah, akhirnya malah jadi alat memperkuat tembok.
---
Jadi, aksi Google kali ini pakai narasi "masa depan sudah tiba" untuk membekukan realita? Benar-benar retorika level metaverse.
---
Aku cuma penasaran, kapan kontradiksi seperti ini benar-benar akan meledak?
Lihat AsliBalas0
GhostChainLoyalist
· 8jam yang lalu
Ironis sekali... AI awalnya ingin mengalahkan perusahaan teknologi besar, tapi malah jadi tameng mereka, lucu banget.
Inilah ironi yang tidak dilihat siapa pun: AI dipromosikan sebagai pengimbang yang hebat, kekuatan yang akhirnya akan memecahkan cengkeraman Big Tech pada ekonomi digital. Cepat maju ke drama pengadilan Google, dan tiba-tiba teknologi yang sama itu menjadi pembelaan terkuat mereka. "Lihatlah gangguan AI," mereka berargumen, "pasar sudah mulai bergeser." Alat yang dimaksudkan untuk mendistribusikan kembali kekuasaan justru membenarkan konsentrasinya. Langkah klasik—gunakan ancaman perubahan untuk berargumen melawan perubahan apapun.