Game keamanan kembali menunjukkan inovasi baru. Game kompetitif populer Rainbow Six Siege dari Ubisoft mengalami serangan hacker yang serius, dan proses dari penemuan hingga penanganan kejadian ini cukup menjelaskan masalahnya.

Dilaporkan, hacker berhasil masuk ke sistem inti game dan melakukan "airdrop kolektif" kepada semua pemain online—setiap pemain yang login mendapatkan 20 miliar poin R6 dalam game, lengkap dengan sejumlah item langka. Lebih parah lagi, hacker juga mengendalikan sistem pengumuman dan mekanisme pelarangan suara dalam game, secara dasar mendapatkan kunci backend game.

Pada 27 Desember, tim Rainbow Six Siege secara terbuka mengakui adanya celah keamanan ini di media sosial. Esok harinya, mereka langsung merespons—menghentikan server game dan pasar transaksi, serta memulai proses rollback poin. Pihak resmi menyatakan bahwa pemain tidak akan dibanned karena menggunakan poin yang dicuri ini, sebagai bentuk perlindungan terhadap pemain yang menjadi korban.

Saat ini, game masih dalam tahap pengujian skala kecil, untuk memastikan kualitas sebelum diluncurkan kembali dan memastikan data akun tidak diubah. Perlu diketahui, posisi Rainbow Six Siege di Ubisoft cukup penting—hanya dalam bulan Desember, rata-rata pemain aktif harian lebih dari 34.000 orang, sehingga dampak dari kejadian ini cukup besar.

Dari pencurian poin virtual hingga pengambilalihan hak akses sistem, kejadian ini memiliki banyak kemiripan dengan masalah keamanan di blockchain—keduanya melibatkan perlindungan aset digital dan risiko sistem terpusat. Ini menjadi pengingat bagi pemain dan pengembang.