Dalam proses beroperasi di pasar, trader sering menghadapi dua situasi tegang: kapan saat yang tepat untuk mengambil keuntungan dan kapan harus cut loss. Anda mungkin sudah mendapatkan keuntungan tertentu tetapi mulai takut harga akan berbalik. Di sisi lain, saat trading sedang merugi, Anda ragu-ragu tidak tahu apakah harus menutup posisi atau menunggu pemulihan. Emosi di saat-saat ini mudah mempengaruhi keputusan, melemahkan disiplin trader.
Beruntung, platform trading modern seperti Mitrade telah mengembangkan alat yang berguna untuk meminimalkan pengaruh emosi. Salah satunya adalah perintah Trailing Stop - solusi cerdas yang membantu Anda mengotomatisasi proses pengelolaan keuntungan dan kerugian.
Trailing Stop Apa dan Mengapa Penting?
Trailing Stop adalah jenis perintah stop khusus yang memungkinkan Anda menetapkan level take profit atau cut loss yang dinamis, secara otomatis mengikuti dan menyesuaikan sesuai harga pasar. Alih-alih menggunakan level harga tetap seperti stop loss tradisional, Trailing Stop akan “menempel” pada harga pasar, hanya aktif saat harga berbalik melewati jarak yang Anda tetapkan (dihitung dalam pips atau persen).
Perbedaan utama adalah: jika harga terus naik (dengan posisi Long) atau turun (dengan posisi Short) yang menguntungkan Anda, level Trailing Stop juga akan otomatis naik atau turun. Ini memungkinkan Anda melindungi keuntungan yang sudah diperoleh sekaligus membuka peluang untuk keuntungan yang lebih besar.
Contoh: Jika Anda menetapkan Trailing Stop 10% untuk posisi Long, perintah akan aktif saat harga turun 10% dari level tertinggi setelah Anda masuk posisi. Tapi selama harga terus menciptakan puncak baru, level stop Anda akan selalu bergerak naik.
Cara Kerja Trailing Stop Melalui Kasus Nyata
Kasus 1: Trailing Stop 10 Pips Pada Pasangan USDJPY
Misalnya Anda melihat prospek kenaikan USDJPY di level 107.852 dan memutuskan Long. Anda juga menetapkan Trailing Stop 10 pips, artinya jika harga turun ke 107.842, perintah akan terpicu.
Keesokan harinya, harga naik 50 pips ke 107.902. Trailing Stop Anda otomatis naik ke 107.892 untuk melindungi keuntungan baru.
Pada hari ketiga, harga turun ke 107.900. Trailing Stop tetap di 107.892 karena belum menciptakan puncak baru.
Akhirnya, saat harga mencetak puncak baru di 107.922, Trailing Stop naik ke 107.912. Saat pasar turun menyentuh 107.912, perintah terpicu dan Anda mengunci keuntungan 60 pips - hasil yang cukup baik dibandingkan prediksi awal.
Kasus 2: Trailing Stop 10% Pada Posisi SHORT
Seorang trader memprediksi USDJPY akan turun, sehingga masuk SHORT di 126.332 dengan Trailing Stop 10%. Namun, pasar berbalik dan harga naik ke 139.219 - melebihi 10% dari titik masuk. Perintah Trailing Stop langsung aktif di level cut loss 10%.
Dalam kasus ini, Trailing Stop berfungsi sama seperti stop loss biasa - keduanya memotong kerugian di 10%.
Level Trailing Stop Efektif: Tidak Terlalu Ketat, Tidak Terlalu Longgar
Tantangan terbesar saat menggunakan Trailing Stop adalah menentukan level yang tepat. Menetapkan terlalu ketat akan menyebabkan perintah aktif karena fluktuasi pasar normal, membuat Anda keluar dari trading terlalu cepat dan kehilangan keuntungan. Menetapkan terlalu longgar akan menimbulkan risiko kerugian besar atau harus melepas sebagian besar potensi keuntungan.
Tidak ada rumus “emas” yang berlaku untuk semua pasar. Setiap pasangan mata uang, indeks, atau crypto memiliki tingkat volatilitas berbeda. Anda perlu menganalisis pola pergerakan, menggabungkan karakteristik psikologis pasar untuk membangun strategi sendiri.
Panduan cepat:
Pasar sangat volatile → Trailing Stop lebih longgar
Pasar sedikit volatil → Trailing Stop lebih dekat ke harga pasar
6 Strategi Menggunakan Trailing Stop Secara Efektif
Strategi 1: Berdasarkan Tingkat Risiko Pribadi (R-Multiple)
Cara paling sederhana adalah menentukan tingkat kerugian yang bersedia Anda terima (disebut R), lalu menetapkan Trailing Stop di 1R, 2R, atau nR tergantung karakter pasar.
Contoh: Jika Anda bersedia rugi maksimal 50 USD per transaksi (= 1R), Anda bisa menetapkan Trailing Stop di 2R (100 USD) jika pasar sangat volatile, atau 1R jika pasar tenang.
Strategi 2: Menggunakan Parabolic SAR
Parabolic SAR adalah indikator teknikal yang membantu menentukan kapan momentum akan habis. Saat candle mendekati titik SAR, itu adalah sinyal harga akan berbalik arah. Anda bisa menetapkan Trailing Stop di level SAR terdekat untuk memastikan take profit sebelum pasar berbalik.
Strategi 3: Berdasarkan Level Tertinggi/terendah Candle Sebelumnya
Alih-alih hanya berdasarkan pips atau persen, gunakan candle sebelumnya sebagai referensi. Misalnya, jika posisi SHORT, tetapkan Trailing Stop di titik tertinggi dari 3 candle sebelumnya. Jika posisi LONG, di titik terendah dari 3 candle sebelumnya. Jumlah candle bisa disesuaikan sesuai gaya trading (pendek atau panjang).
Strategi 4: Berdasarkan Support - Resistance
Ini adalah metode sederhana namun efektif. Tentukan level support dan resistance di chart, lalu tempatkan Trailing Stop di level tersebut. Jika tidak yakin, gunakan level support/resistance terkuat terbaru.
Strategi 5: Kombinasi ATR Plus
Strategi ini mirip dengan penggunaan candle, tetapi level Trailing Stop dihitung dari puncak/low candle saat ini ditambah sebagian indikator Average True Range (ATR).
Contoh: Jika ATR saat ini 60 pips, tambahkan 50% nilainya = 30 pips. Jadi, level Trailing Stop = puncak candle sebelumnya + 30 pips.
Strategi 6: Trailing Stop Berdasarkan Moving Average
Cara sederhana dan efektif: tetapkan Trailing Stop sesuai garis Moving Average. Yang paling umum adalah SMA20 atau EMA20, tetapi bisa disesuaikan dengan kerangka waktu sesuai strategi (pendek atau panjang).
Kelebihan dan Keterbatasan Trailing Stop
Keunggulan:
Keuntungan tak terbatas: Anda tidak bisa memprediksi seberapa tinggi harga akan naik, jadi Trailing Stop memungkinkan Anda terus mendapatkan keuntungan selama tren tetap menguntungkan. Ini lebih baik dibandingkan limit order (limit order) dengan level harga tetap, karena Anda bisa terlalu cepat mengambil keuntungan dan kehilangan peluang.
Menghemat waktu dan otomatisasi: Anda tidak perlu terus-menerus memantau harga untuk mengubah perintah. Level Trailing Stop otomatis menyesuaikan, membantu Anda fokus pada transaksi lain atau aktivitas lain.
Keterbatasan:
Risiko tidak terpasang otomatis: Jika harga bergerak sangat cepat, terutama pada aset yang kurang likuid, Anda mungkin tidak bisa mengeksekusi perintah di level Trailing Stop yang sudah ditetapkan.
Sulit diterapkan di pasar sangat volatile: Jika Trailing Stop terlalu dekat, Anda akan tersentuh stop loss. Jika terlalu jauh, risiko kerugian besar atau kehilangan keuntungan.
Kehilangan kemampuan analisis aktif: Ketergantungan berlebihan pada otomatisasi bisa membuat Anda kehilangan peluang berpikir mendalam tentang waktu terbaik untuk beli/jual.
Cara Mengatur Trailing Stop di Mitrade
Saat Anda siap melakukan trading di Mitrade, Anda akan melihat opsi Trailing Stop langsung di jendela pengaturan order. Cukup centang kotak Trailing Stop, masukkan jumlah pips yang diinginkan, dan perintah akan otomatis mengikuti harga.
Ada dua cara pengaturan:
Saat membuka posisi: Atur langsung saat klik “beli” atau “jual”, sehingga otomatis sepenuhnya.
Setelah membuka posisi: Sesuaikan level Trailing Stop kemudian, sesuai keinginan Anda.
Contoh: Anda menetapkan Trailing Stop 20 pips. Saat keuntungan mencapai 20 pips, level stop akan disesuaikan di level harga saat order dibuat. Saat keuntungan mencapai 40 pips, level stop akan naik lagi 20 pips. Anda selalu terlindungi minimal 20 pips keuntungan.
Pertanyaan Umum
Kapan sebaiknya menggunakan Trailing Stop?
Gunakan saat Anda ingin melindungi keuntungan saat ini sambil membiarkan keuntungan terus bertambah jika tren tetap menguntungkan. Hindari di pasar sideways (berkisar datar), karena akan mudah terpicu tanpa perlu.
Apakah Trailing Stop aman?
Sangat aman saat pasar sedang tren kuat. Perintah ini membantu melindungi hasil dan memotong kerugian tepat waktu saat harga berbalik. Namun, di pasar sideways atau volatilitas tidak pasti, risiko bisa meningkat.
Kesimpulan
Trailing Stop adalah alat yang kuat untuk mengoptimalkan keuntungan dan mengurangi pengaruh emosi dalam pengambilan keputusan trading. Jika Anda sibuk dan tidak punya banyak waktu memantau harga terus-menerus, Trailing Stop adalah solusi ideal - hemat waktu sekaligus menjaga keuntungan maksimal.
Tidak ada “rumus rahasia” untuk level Trailing Stop yang cocok - semuanya tergantung gaya trading Anda (pendek atau panjang) dan karakteristik volatilitas pasar masing-masing. Cobalah strategi ini di akun demo sebelum diterapkan di akun nyata, dan selalu ingat bahwa manajemen risiko adalah kunci keberhasilan dalam trading.
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
Trailing Stop Apa Itu? Panduan Rinci 6 Strategi Trading Praktis
Masalah Kebiasaan Setiap Trader
Dalam proses beroperasi di pasar, trader sering menghadapi dua situasi tegang: kapan saat yang tepat untuk mengambil keuntungan dan kapan harus cut loss. Anda mungkin sudah mendapatkan keuntungan tertentu tetapi mulai takut harga akan berbalik. Di sisi lain, saat trading sedang merugi, Anda ragu-ragu tidak tahu apakah harus menutup posisi atau menunggu pemulihan. Emosi di saat-saat ini mudah mempengaruhi keputusan, melemahkan disiplin trader.
Beruntung, platform trading modern seperti Mitrade telah mengembangkan alat yang berguna untuk meminimalkan pengaruh emosi. Salah satunya adalah perintah Trailing Stop - solusi cerdas yang membantu Anda mengotomatisasi proses pengelolaan keuntungan dan kerugian.
Trailing Stop Apa dan Mengapa Penting?
Trailing Stop adalah jenis perintah stop khusus yang memungkinkan Anda menetapkan level take profit atau cut loss yang dinamis, secara otomatis mengikuti dan menyesuaikan sesuai harga pasar. Alih-alih menggunakan level harga tetap seperti stop loss tradisional, Trailing Stop akan “menempel” pada harga pasar, hanya aktif saat harga berbalik melewati jarak yang Anda tetapkan (dihitung dalam pips atau persen).
Perbedaan utama adalah: jika harga terus naik (dengan posisi Long) atau turun (dengan posisi Short) yang menguntungkan Anda, level Trailing Stop juga akan otomatis naik atau turun. Ini memungkinkan Anda melindungi keuntungan yang sudah diperoleh sekaligus membuka peluang untuk keuntungan yang lebih besar.
Contoh: Jika Anda menetapkan Trailing Stop 10% untuk posisi Long, perintah akan aktif saat harga turun 10% dari level tertinggi setelah Anda masuk posisi. Tapi selama harga terus menciptakan puncak baru, level stop Anda akan selalu bergerak naik.
Cara Kerja Trailing Stop Melalui Kasus Nyata
Kasus 1: Trailing Stop 10 Pips Pada Pasangan USDJPY
Misalnya Anda melihat prospek kenaikan USDJPY di level 107.852 dan memutuskan Long. Anda juga menetapkan Trailing Stop 10 pips, artinya jika harga turun ke 107.842, perintah akan terpicu.
Keesokan harinya, harga naik 50 pips ke 107.902. Trailing Stop Anda otomatis naik ke 107.892 untuk melindungi keuntungan baru.
Pada hari ketiga, harga turun ke 107.900. Trailing Stop tetap di 107.892 karena belum menciptakan puncak baru.
Akhirnya, saat harga mencetak puncak baru di 107.922, Trailing Stop naik ke 107.912. Saat pasar turun menyentuh 107.912, perintah terpicu dan Anda mengunci keuntungan 60 pips - hasil yang cukup baik dibandingkan prediksi awal.
Kasus 2: Trailing Stop 10% Pada Posisi SHORT
Seorang trader memprediksi USDJPY akan turun, sehingga masuk SHORT di 126.332 dengan Trailing Stop 10%. Namun, pasar berbalik dan harga naik ke 139.219 - melebihi 10% dari titik masuk. Perintah Trailing Stop langsung aktif di level cut loss 10%.
Dalam kasus ini, Trailing Stop berfungsi sama seperti stop loss biasa - keduanya memotong kerugian di 10%.
Level Trailing Stop Efektif: Tidak Terlalu Ketat, Tidak Terlalu Longgar
Tantangan terbesar saat menggunakan Trailing Stop adalah menentukan level yang tepat. Menetapkan terlalu ketat akan menyebabkan perintah aktif karena fluktuasi pasar normal, membuat Anda keluar dari trading terlalu cepat dan kehilangan keuntungan. Menetapkan terlalu longgar akan menimbulkan risiko kerugian besar atau harus melepas sebagian besar potensi keuntungan.
Tidak ada rumus “emas” yang berlaku untuk semua pasar. Setiap pasangan mata uang, indeks, atau crypto memiliki tingkat volatilitas berbeda. Anda perlu menganalisis pola pergerakan, menggabungkan karakteristik psikologis pasar untuk membangun strategi sendiri.
Panduan cepat:
6 Strategi Menggunakan Trailing Stop Secara Efektif
Strategi 1: Berdasarkan Tingkat Risiko Pribadi (R-Multiple)
Cara paling sederhana adalah menentukan tingkat kerugian yang bersedia Anda terima (disebut R), lalu menetapkan Trailing Stop di 1R, 2R, atau nR tergantung karakter pasar.
Contoh: Jika Anda bersedia rugi maksimal 50 USD per transaksi (= 1R), Anda bisa menetapkan Trailing Stop di 2R (100 USD) jika pasar sangat volatile, atau 1R jika pasar tenang.
Strategi 2: Menggunakan Parabolic SAR
Parabolic SAR adalah indikator teknikal yang membantu menentukan kapan momentum akan habis. Saat candle mendekati titik SAR, itu adalah sinyal harga akan berbalik arah. Anda bisa menetapkan Trailing Stop di level SAR terdekat untuk memastikan take profit sebelum pasar berbalik.
Strategi 3: Berdasarkan Level Tertinggi/terendah Candle Sebelumnya
Alih-alih hanya berdasarkan pips atau persen, gunakan candle sebelumnya sebagai referensi. Misalnya, jika posisi SHORT, tetapkan Trailing Stop di titik tertinggi dari 3 candle sebelumnya. Jika posisi LONG, di titik terendah dari 3 candle sebelumnya. Jumlah candle bisa disesuaikan sesuai gaya trading (pendek atau panjang).
Strategi 4: Berdasarkan Support - Resistance
Ini adalah metode sederhana namun efektif. Tentukan level support dan resistance di chart, lalu tempatkan Trailing Stop di level tersebut. Jika tidak yakin, gunakan level support/resistance terkuat terbaru.
Strategi 5: Kombinasi ATR Plus
Strategi ini mirip dengan penggunaan candle, tetapi level Trailing Stop dihitung dari puncak/low candle saat ini ditambah sebagian indikator Average True Range (ATR).
Contoh: Jika ATR saat ini 60 pips, tambahkan 50% nilainya = 30 pips. Jadi, level Trailing Stop = puncak candle sebelumnya + 30 pips.
Strategi 6: Trailing Stop Berdasarkan Moving Average
Cara sederhana dan efektif: tetapkan Trailing Stop sesuai garis Moving Average. Yang paling umum adalah SMA20 atau EMA20, tetapi bisa disesuaikan dengan kerangka waktu sesuai strategi (pendek atau panjang).
Kelebihan dan Keterbatasan Trailing Stop
Keunggulan:
Keuntungan tak terbatas: Anda tidak bisa memprediksi seberapa tinggi harga akan naik, jadi Trailing Stop memungkinkan Anda terus mendapatkan keuntungan selama tren tetap menguntungkan. Ini lebih baik dibandingkan limit order (limit order) dengan level harga tetap, karena Anda bisa terlalu cepat mengambil keuntungan dan kehilangan peluang.
Menghemat waktu dan otomatisasi: Anda tidak perlu terus-menerus memantau harga untuk mengubah perintah. Level Trailing Stop otomatis menyesuaikan, membantu Anda fokus pada transaksi lain atau aktivitas lain.
Keterbatasan:
Risiko tidak terpasang otomatis: Jika harga bergerak sangat cepat, terutama pada aset yang kurang likuid, Anda mungkin tidak bisa mengeksekusi perintah di level Trailing Stop yang sudah ditetapkan.
Sulit diterapkan di pasar sangat volatile: Jika Trailing Stop terlalu dekat, Anda akan tersentuh stop loss. Jika terlalu jauh, risiko kerugian besar atau kehilangan keuntungan.
Kehilangan kemampuan analisis aktif: Ketergantungan berlebihan pada otomatisasi bisa membuat Anda kehilangan peluang berpikir mendalam tentang waktu terbaik untuk beli/jual.
Cara Mengatur Trailing Stop di Mitrade
Saat Anda siap melakukan trading di Mitrade, Anda akan melihat opsi Trailing Stop langsung di jendela pengaturan order. Cukup centang kotak Trailing Stop, masukkan jumlah pips yang diinginkan, dan perintah akan otomatis mengikuti harga.
Ada dua cara pengaturan:
Contoh: Anda menetapkan Trailing Stop 20 pips. Saat keuntungan mencapai 20 pips, level stop akan disesuaikan di level harga saat order dibuat. Saat keuntungan mencapai 40 pips, level stop akan naik lagi 20 pips. Anda selalu terlindungi minimal 20 pips keuntungan.
Pertanyaan Umum
Kapan sebaiknya menggunakan Trailing Stop?
Gunakan saat Anda ingin melindungi keuntungan saat ini sambil membiarkan keuntungan terus bertambah jika tren tetap menguntungkan. Hindari di pasar sideways (berkisar datar), karena akan mudah terpicu tanpa perlu.
Apakah Trailing Stop aman?
Sangat aman saat pasar sedang tren kuat. Perintah ini membantu melindungi hasil dan memotong kerugian tepat waktu saat harga berbalik. Namun, di pasar sideways atau volatilitas tidak pasti, risiko bisa meningkat.
Kesimpulan
Trailing Stop adalah alat yang kuat untuk mengoptimalkan keuntungan dan mengurangi pengaruh emosi dalam pengambilan keputusan trading. Jika Anda sibuk dan tidak punya banyak waktu memantau harga terus-menerus, Trailing Stop adalah solusi ideal - hemat waktu sekaligus menjaga keuntungan maksimal.
Tidak ada “rumus rahasia” untuk level Trailing Stop yang cocok - semuanya tergantung gaya trading Anda (pendek atau panjang) dan karakteristik volatilitas pasar masing-masing. Cobalah strategi ini di akun demo sebelum diterapkan di akun nyata, dan selalu ingat bahwa manajemen risiko adalah kunci keberhasilan dalam trading.