Di blockchain berkinerja tinggi tertentu, bermain trading frekuensi tinggi seperti mengemudi mobil balap tanpa kaca depan melawan angin kencang. Ketika kinerja seluruh rantai dipaksa ke tingkat mikrodetik, bahkan sedikit perbedaan parameter saja, akunmu bisa langsung berubah dari mesin kekayaan menjadi lubang hitam digital.

Menjelang akhir 2025, dengan ledakan likuiditas ekosistem di atas rantai, trading frekuensi tinggi tidak lagi menjadi permainan eksklusif bagi dana besar. Tapi ini juga berarti pemain biasa lebih mudah terjebak dalam perangkap. Banyak pengembang fokus pada leverage ribuan kali dan pencocokan cepat, tanpa menyadari—di jalan raya cepat ini, yang paling mematikan seringkali bukan strategi lawan, melainkan ketidaktahuanmu tentang batas fisika.

Saya menghabiskan setengah tahun untuk menganalisis berbagai cara arbitrase dan market making di atas rantai. Kesimpulannya sangat menyakitkan: jika tidak ingin dipaksa sistem untuk memotong kerugian saat gelombang pasar berikutnya, 3 parameter ini harus tertanam di otak pengendalian risiko kamu.

**Parameter kunci pertama: Koefisien Penurunan Kedalaman Likuiditas**

Dalam sistem buku pesanan berkinerja tinggi, likuiditas sama sekali bukan air mati, melainkan pasir cepat. Kedalaman beli dan jual yang kamu lihat? Kebanyakan hanyalah ilusi. Karena adanya eksekusi asinkron, dari saat kamu mengirimkan order sampai benar-benar tereksekusi, likuiditas dasar sudah hilang total akibat transaksi besar atau pembatalan massal.

Saran saya adalah atur koefisien penurunan ini lebih rendah. Dengan begitu, meskipun peluang arbitrase yang bisa kamu tangkap berkurang sedikit, setidaknya kamu tidak akan mengalami margin call mendadak karena likuiditas menghilang secara mendadak. Bertahan dan menghasilkan uang selalu lebih berharga daripada mati di parameter ekstrem.