Baru saja saya meninjau kembali catatan kepemilikan saya selama tiga tahun terakhir, dan menemukan sebuah kenyataan yang cukup menyakitkan: yang benar-benar membuat saya menghasilkan uang, bukanlah aksi mengejar kenaikan dan panik saat harga turun, melainkan momen-momen ketika saya "berhasil menahan diri".
Pasar itu seperti kereta api yang tidak pernah mundur. Ada yang turun di tengah jalan, ada yang naik di tengah perjalanan, dan kebanyakan orang terlempar saat pasar bergejolak—bukan karena arahnya salah, tapi karena mental mereka sudah runtuh duluan.
Melihat merah jadi cemas, melihat hijau jadi FOMO. Hanya karena orang lain bilang "akan jadi nol", saya langsung mulai meragukan riset sendiri. Belakangan saya sadar: suara bising di pasar selalu lebih banyak daripada sinyal, hanya yang bisa menyaring kebisinganlah yang layak menikmati hasil dari siklus pasar.
Sekarang strategi saya sangat sederhana—DCA + sabar + tidak lihat grup. Kedengarannya kuno, tapi ampuh.
Tidak semua orang harus jadi trader. Menemukan ritme sendiri, itu seribu kali lebih penting daripada mengejar tren orang lain.
Semangat terus.
Lihat Asli
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
Baru saja saya meninjau kembali catatan kepemilikan saya selama tiga tahun terakhir, dan menemukan sebuah kenyataan yang cukup menyakitkan: yang benar-benar membuat saya menghasilkan uang, bukanlah aksi mengejar kenaikan dan panik saat harga turun, melainkan momen-momen ketika saya "berhasil menahan diri".
Pasar itu seperti kereta api yang tidak pernah mundur. Ada yang turun di tengah jalan, ada yang naik di tengah perjalanan, dan kebanyakan orang terlempar saat pasar bergejolak—bukan karena arahnya salah, tapi karena mental mereka sudah runtuh duluan.
Melihat merah jadi cemas, melihat hijau jadi FOMO. Hanya karena orang lain bilang "akan jadi nol", saya langsung mulai meragukan riset sendiri. Belakangan saya sadar: suara bising di pasar selalu lebih banyak daripada sinyal, hanya yang bisa menyaring kebisinganlah yang layak menikmati hasil dari siklus pasar.
Sekarang strategi saya sangat sederhana—DCA + sabar + tidak lihat grup. Kedengarannya kuno, tapi ampuh.
Tidak semua orang harus jadi trader. Menemukan ritme sendiri, itu seribu kali lebih penting daripada mengejar tren orang lain.
Semangat terus.