#数字货币市场洞察 kejatuhan hebat jam tiga pagi, menjadi titik awal karier kripto saya

Itu terjadi di musim dingin yang dalam tahun 2016. BTC turun dari 8000 langsung ke 5550, saya menatap layar sambil tangan gemetar. Gaji bulanan kurang dari tujuh juta, saldo rekening sedikit di atas tiga puluh juta, bahkan untuk sewa bulan depan pun tidak cukup.

Sahabat saya waktu itu bilang: Jangan selalu bermimpi jadi kaya mendadak, pikirkan dulu bagaimana caranya agar tidak "mati".

Akhirnya saya tetap mengeluarkan 20 juta untuk masuk pasar. Jujur saja, setelah itu saya benar-benar "dihajar" oleh pasar. Tapi setelah delapan tahun, saya paham satu hal—di dunia ini tidak ada yang benar-benar berbakat, semua pelajaran didapat dengan uang sungguhan.

Satu prinsip paling penting: Setelah penurunan tajam lalu mulai naik perlahan, biasanya itu jebakan; kalau turun pelan-pelan lalu tiba-tiba naik kencang, justru itu yang sering nyata.

Tahun 2020, $UNI turun ke 2,5 dolar, semua orang di pasar panik bilang proyeknya tamat. Saya hanya pegang satu prinsip: setiap turun 20%, tambah posisi. Setelah tiga bulan bertahan, rata-rata modal saya turun ke 3,1. Tahun berikutnya nilainya naik ke 40 dolar, saya langsung jual semua, keuntungan 12 kali lipat itu masih saya ingat sampai sekarang.

Dua jenis pasar paling berbahaya: yang terlalu ramai, dan yang terlalu sepi.

Waktu Dogecoin jadi trending topic, saya cek data on-chain, ternyata volume transaksi turun, langsung keluar. Tiga hari kemudian benar saja harganya turun setengah. Saat BTC di 3200 dan stagnan, saya rutin beli 100 USDT per hari, dalam setengah tahun modal saya rata-ratakan, dan akhirnya menikmati kenaikan penuh di siklus berikutnya.

Sebelum sahabat saya keluar dari dunia ini, dia bilang: Semakin gila pasar, kamu harus semakin tenang.

Jadi sekarang di aplikasi trading saya, saya tempelkan empat kata: jika ragu berhenti.

Selama modal masih ada, masa depan juga ada.