Netflix vs Alphabet: Siapa yang merupakan pilihan terbaik di sektor saham teknologi?
Belakangan ini harga saham Netflix sedikit melemah, tetapi kinerjanya sebenarnya cukup baik—pendapatan Q3 mencapai 11,5 miliar dolar AS, meningkat 17% dibandingkan tahun lalu, dan bisnis iklan diperkirakan akan berlipat ganda pada tahun 2025. Masalahnya adalah Netflix sedikit monoton, hanya mengandalkan bisnis streaming, dan biaya kontennya juga cukup tinggi.
Alphabet berbeda. Pada Q3 yang sama, pendapatan mencapai 102,3 miliar USD, dengan pertumbuhan 16%, tetapi sumber pendapatannya jauh lebih beragam: pencarian, YouTube, komputasi awan, dan layanan berlangganan semuanya berkembang pesat. Terutama pada bisnis awan, yang dipacu oleh AI, mengalami pertumbuhan yang dipercepat dibandingkan tahun lalu, dengan backlog pesanan melonjak 46% dari kuartal ke kuartal, mencapai 155 miliar USD.
Penilaian di sini sangat menarik—nilai PE Netflix sekitar 44, sementara Alphabet hanya 29. Dengan kata lain, membeli setiap rupiah keuntungan dari Alphabet lebih murah, kuncinya adalah uang ini berasal dari lebih banyak lini bisnis, serta AI sebagai pendorong pertumbuhan baru.
Kesimpulan? Alphabet tampaknya adalah pilihan yang lebih aman. Meskipun kedua perusahaan memiliki risiko (Alphabet menghadapi ancaman pencarian AI, Netflix harus bersaing dengan perusahaan besar), namun valuasi sudah hampir mengkonsumsi risiko-risiko tersebut.
Lihat Asli
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
Netflix vs Alphabet: Siapa yang merupakan pilihan terbaik di sektor saham teknologi?
Belakangan ini harga saham Netflix sedikit melemah, tetapi kinerjanya sebenarnya cukup baik—pendapatan Q3 mencapai 11,5 miliar dolar AS, meningkat 17% dibandingkan tahun lalu, dan bisnis iklan diperkirakan akan berlipat ganda pada tahun 2025. Masalahnya adalah Netflix sedikit monoton, hanya mengandalkan bisnis streaming, dan biaya kontennya juga cukup tinggi.
Alphabet berbeda. Pada Q3 yang sama, pendapatan mencapai 102,3 miliar USD, dengan pertumbuhan 16%, tetapi sumber pendapatannya jauh lebih beragam: pencarian, YouTube, komputasi awan, dan layanan berlangganan semuanya berkembang pesat. Terutama pada bisnis awan, yang dipacu oleh AI, mengalami pertumbuhan yang dipercepat dibandingkan tahun lalu, dengan backlog pesanan melonjak 46% dari kuartal ke kuartal, mencapai 155 miliar USD.
Penilaian di sini sangat menarik—nilai PE Netflix sekitar 44, sementara Alphabet hanya 29. Dengan kata lain, membeli setiap rupiah keuntungan dari Alphabet lebih murah, kuncinya adalah uang ini berasal dari lebih banyak lini bisnis, serta AI sebagai pendorong pertumbuhan baru.
Kesimpulan? Alphabet tampaknya adalah pilihan yang lebih aman. Meskipun kedua perusahaan memiliki risiko (Alphabet menghadapi ancaman pencarian AI, Netflix harus bersaing dengan perusahaan besar), namun valuasi sudah hampir mengkonsumsi risiko-risiko tersebut.