Anggota dewan kebijakan Bank Sentral Jepang, Masumi, baru saja berkomentar—jendela kenaikan suku bunga sudah dekat, tapi bulan pastinya untuk menekan tombol kenaikan belum diputuskan. Pasar saat ini bertaruh pada Desember atau Januari tahun depan, waktunya cukup sensitif.
Kalau kenaikan suku bunga Jepang berbarengan dengan penurunan suku bunga AS, selisih suku bunga USD-JPY akan cepat menyempit, dan di saat seperti ini sentimen pasar bisa gampang meledak.
Skenario paling nyaman seperti apa? AS menurunkan suku bunga di saat ekonomi tidak lesu dan inflasi tidak panas, Jepang juga menaikkan suku bunga di saat ekonomi masih hangat-hangat kuku. Kombinasi ini bakal bikin yen melonjak tajam, posisi leverage yang bertaruh pada pelemahan yen bakal terpaksa cut loss, dan dalam jangka pendek pasar pasti akan goyang. Tapi kalau dilihat dalam jangka panjang, ini bagus buat aset berisiko—setelah beberapa bulan likuiditas kembali longgar, dana akan kembali masuk cari peluang.
Tapi bagaimana kalau Jepang terpaksa menaikkan suku bunga karena inflasi, sementara AS menurunkan suku bunga karena resesi? Maka selisih suku bunga yang menyempit bisa bikin dana pindah dari dolar ke yen, dan dalam jangka pendek aset berisiko akan cukup tertekan.
Ada juga kemungkinan Jepang menaikkan suku bunga secara sepihak, sementara AS tetap diam. Dalam skenario ini, volatilitas akibat penguatan yen akan jauh lebih kecil, karena tidak ada efek ganda "naik + turun suku bunga" yang begitu mengguncang.
Lihat Asli
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
11 Suka
Hadiah
11
5
Posting ulang
Bagikan
Komentar
0/400
LightningClicker
· 4jam yang lalu
Jepang di sini benar-benar lambat, Amerika di sana juga tidak ada kepastian, dua bank sentral sama-sama tidak pasti, bagaimana saya bisa bertahan dengan posisi leverage ini.
Lihat AsliBalas0
UnluckyMiner
· 11-24 03:26
Datang lagi, Bank Sentral Jepang seharian hanya bermain-main, Desember atau Januari saja tidak berani bilang, pantas saja yen Jepang begitu lemah haha
Lihat AsliBalas0
BagHolderTillRetire
· 11-22 10:35
Aduh, ini semakin menarik. Jepang benar-benar berani bergerak. Selisih suku bunga AS-Jepang membuat saya merinding, posisi short bagaimana bisa bertahan?
Lihat AsliBalas0
ProofOfNothing
· 11-22 10:31
Bank Sentral Jepang memang rumit, apakah akan menekan tombol di bulan Desember atau Januari, ini tergantung pada wajah The Federal Reserve (FED)... skenario penyempitan selisih bunga paling menguji mental.
Lihat AsliBalas0
ProofOfNothing
· 11-22 10:25
Tunggu dulu, naskahnya ditulis cukup detail ya, tapi apakah pasar benar-benar akan sejalan dengan para pemainnya... Kemungkinan paling besar tetap saja kedua belah pihak jadi kacau, lalu ritel yang jadi korban.
Anggota dewan kebijakan Bank Sentral Jepang, Masumi, baru saja berkomentar—jendela kenaikan suku bunga sudah dekat, tapi bulan pastinya untuk menekan tombol kenaikan belum diputuskan. Pasar saat ini bertaruh pada Desember atau Januari tahun depan, waktunya cukup sensitif.
Kalau kenaikan suku bunga Jepang berbarengan dengan penurunan suku bunga AS, selisih suku bunga USD-JPY akan cepat menyempit, dan di saat seperti ini sentimen pasar bisa gampang meledak.
Skenario paling nyaman seperti apa? AS menurunkan suku bunga di saat ekonomi tidak lesu dan inflasi tidak panas, Jepang juga menaikkan suku bunga di saat ekonomi masih hangat-hangat kuku. Kombinasi ini bakal bikin yen melonjak tajam, posisi leverage yang bertaruh pada pelemahan yen bakal terpaksa cut loss, dan dalam jangka pendek pasar pasti akan goyang. Tapi kalau dilihat dalam jangka panjang, ini bagus buat aset berisiko—setelah beberapa bulan likuiditas kembali longgar, dana akan kembali masuk cari peluang.
Tapi bagaimana kalau Jepang terpaksa menaikkan suku bunga karena inflasi, sementara AS menurunkan suku bunga karena resesi? Maka selisih suku bunga yang menyempit bisa bikin dana pindah dari dolar ke yen, dan dalam jangka pendek aset berisiko akan cukup tertekan.
Ada juga kemungkinan Jepang menaikkan suku bunga secara sepihak, sementara AS tetap diam. Dalam skenario ini, volatilitas akibat penguatan yen akan jauh lebih kecil, karena tidak ada efek ganda "naik + turun suku bunga" yang begitu mengguncang.