Pernahkah Anda bertanya-tanya mengapa Anda bisa mendapatkan lebih dari 89.000 pound Lebanon hanya untuk satu dolar? Itu bukan kesalahan ketik—ini adalah bencana keuangan yang dibungkus dalam kode mata uang.
Kami menganalisis mata uang terlemah di dunia dan kekacauan ekonomi di balik masing-masing. Spoiler: ini tidak acak. Inflasi tinggi, ketidakstabilan politik, dan ketergantungan berlebihan pada ekspor komoditas adalah pelaku yang biasa.
Yang Terlemah dari yang Lemah
Mata Uang
Negara
Nilai vs USD
Mengapa Ini Terjun
Pound Lebanon (LBP)
Lebanon
89.751
Keruntuhan perbankan + kontrol modal
Rial Iran (IRR)
Iran
42.112
Dekade sanksi
Dong Vietnam (VND)
Vietnam
26,040
Float terkelola (pelemahan yang disengaja)
Lao Kip (LAK)
Laos
21.625
FDI Terbatas + ekonomi pertanian
Rupiah Indonesia (IDR)
Indonesia
16.275
Ketergantungan komoditas
Som Uzbekistan (UZS)
Uzbekistan
12.798
Kontrol negara + inflasi
Franc Guinea (GNF)
Guinea
8.667
Ketidakstabilan politik + korupsi
Guaraní Paraguay (PYG)
Paraguay
7,996
Defisit perdagangan + ekonomi kecil
Ariary Malagasi (MGA)
Madagaskar
4.467
Guncangan cuaca + alat terbatas
Franc Burundi (BIF)
Burundi
2.977
Salah satu negara termiskin di dunia
Apa yang Sebenarnya Membunuh Sebuah Mata Uang?
Inflasi tinggi adalah penyebab utamanya. Ketika harga melambung, uang Anda menjadi kertas toilet. Lebanon belajar ini dengan cara yang sulit—lebih dari 90% kehilangan nilai di pasar paralel.
Kekacauan politik membuat investor kabur. Iran telah berada di bawah sanksi Barat selama beberapa dekade, menghambat ekonominya. Vietnam sebaliknya—ia sengaja menjaga mata uangnya lemah untuk meningkatkan ekspor. Langkah yang cerdas, sebenarnya.
Perangkap komoditas itu nyata. Jika seluruh ekonomi Anda bergantung pada ekspor minyak, barang pertanian, atau mineral, Anda menjadi sandera terhadap fluktuasi harga global. Indonesia, Laos, Paraguy—semuanya terjebak dalam permainan ini.
Penerbangan modal menyelesaikan pekerjaan. Ketika penduduk setempat tidak mempercayai mata uang mereka sendiri, mereka membeli dolar. Ini membunuh permintaan untuk mata uang domestik, mengirimnya jatuh bebas.
Pembicaraan Sebenarnya
Mata uang yang lemah tidak selalu menjadi berita buruk. Dong Vietnam yang sengaja lemah membuat ekspornya kompetitif—surplus perdagangan akan datang. Namun bagi sebagian besar negara ini? Itu adalah gejala dari masalah yang lebih dalam: korupsi, pemerintahan yang buruk, dan tidak adanya diversifikasi ekonomi.
Burundi dan Guinea terjebak dalam siklus kemiskinan. Lebanon secara harfiah menyaksikan sistem keuangannya meledak dalam waktu nyata. Ini bukan hanya angka—ini adalah penderitaan manusia yang nyata.
Polanya jelas: negara-negara dengan politik yang stabil, ekonomi yang beragam, dan kebijakan moneter yang sehat memiliki mata uang yang kuat. Yang lain? Berjuang melawan gravitasi.
Lihat Asli
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
Mengapa 10 Mata Uang Ini Sangat Murah (Dan Apa Artinya Sebenarnya)
Pernahkah Anda bertanya-tanya mengapa Anda bisa mendapatkan lebih dari 89.000 pound Lebanon hanya untuk satu dolar? Itu bukan kesalahan ketik—ini adalah bencana keuangan yang dibungkus dalam kode mata uang.
Kami menganalisis mata uang terlemah di dunia dan kekacauan ekonomi di balik masing-masing. Spoiler: ini tidak acak. Inflasi tinggi, ketidakstabilan politik, dan ketergantungan berlebihan pada ekspor komoditas adalah pelaku yang biasa.
Yang Terlemah dari yang Lemah
Apa yang Sebenarnya Membunuh Sebuah Mata Uang?
Inflasi tinggi adalah penyebab utamanya. Ketika harga melambung, uang Anda menjadi kertas toilet. Lebanon belajar ini dengan cara yang sulit—lebih dari 90% kehilangan nilai di pasar paralel.
Kekacauan politik membuat investor kabur. Iran telah berada di bawah sanksi Barat selama beberapa dekade, menghambat ekonominya. Vietnam sebaliknya—ia sengaja menjaga mata uangnya lemah untuk meningkatkan ekspor. Langkah yang cerdas, sebenarnya.
Perangkap komoditas itu nyata. Jika seluruh ekonomi Anda bergantung pada ekspor minyak, barang pertanian, atau mineral, Anda menjadi sandera terhadap fluktuasi harga global. Indonesia, Laos, Paraguy—semuanya terjebak dalam permainan ini.
Penerbangan modal menyelesaikan pekerjaan. Ketika penduduk setempat tidak mempercayai mata uang mereka sendiri, mereka membeli dolar. Ini membunuh permintaan untuk mata uang domestik, mengirimnya jatuh bebas.
Pembicaraan Sebenarnya
Mata uang yang lemah tidak selalu menjadi berita buruk. Dong Vietnam yang sengaja lemah membuat ekspornya kompetitif—surplus perdagangan akan datang. Namun bagi sebagian besar negara ini? Itu adalah gejala dari masalah yang lebih dalam: korupsi, pemerintahan yang buruk, dan tidak adanya diversifikasi ekonomi.
Burundi dan Guinea terjebak dalam siklus kemiskinan. Lebanon secara harfiah menyaksikan sistem keuangannya meledak dalam waktu nyata. Ini bukan hanya angka—ini adalah penderitaan manusia yang nyata.
Polanya jelas: negara-negara dengan politik yang stabil, ekonomi yang beragam, dan kebijakan moneter yang sehat memiliki mata uang yang kuat. Yang lain? Berjuang melawan gravitasi.