Laporan keuangan kuartal ketiga 2023 yang diumumkan oleh BlackRock menunjukkan situasi operasional yang kompleks. Sebagai perusahaan manajemen aset terbesar di dunia, BlackRock menunjukkan momentum pertumbuhan yang kuat di beberapa indikator kunci, tetapi juga menghadapi tekanan pada profit.
Laporan keuangan menunjukkan bahwa pendapatan BlackRock pada kuartal ketiga mencapai 6,509 juta dolar AS, meningkat 25% dibandingkan tahun lalu, melampaui ekspektasi pasar. Pendapatan per saham yang disesuaikan adalah 11,55 dolar AS, lebih tinggi dari perkiraan analis sebesar 11,25 dolar AS. Namun, pendapatan per saham yang dihitung berdasarkan prinsip akuntansi yang diterima umum (GAAP) adalah 8,43 dolar AS, turun 23% dibandingkan tahun lalu.
Yang paling mencolok di kuartal ini adalah BlackRock menarik arus dana bersih sebesar rekor $2050 miliar, terutama berasal dari ETF iShares, pasar swasta, dan bisnis manajemen kas. Kinerja yang kuat ini mendorong total aset yang dikelola perusahaan (AUM) mencapai rekor tertinggi sebesar $13,5 triliun.
Meskipun pendapatan dan aliran dana menunjukkan kinerja yang cerah, laba operasional BlackRock justru turun 3%. Ini terutama disebabkan oleh pengeluaran yang berkelanjutan perusahaan untuk ekspansi global dan investasi teknologi, yang mencerminkan bahwa BlackRock sedang melakukan investasi strategis untuk pertumbuhan jangka panjang.
Pada bulan Juli tahun ini, BlackRock menyelesaikan akuisisi HPS Investment Partners, menambah 165 miliar dolar AS dalam aset yang dikelola. Transaksi ini semakin memperkuat posisi BlackRock di pasar swasta, dan meletakkan dasar untuk pertumbuhan perusahaan di masa depan.
CEO BlackRock, Laurence Fink, menyatakan bahwa perusahaan akan fokus pada pengembangan teknologi dan analisis data (sistem Aladdin), ETF dan investasi pasif, serta pasar aset pribadi dan digital di masa depan. Tujuan BlackRock adalah untuk mempertahankan pertumbuhan pendapatan dua digit dan terus memperkuat posisi kepemimpinannya di dunia keuangan.
Secara keseluruhan, kinerja BlackRock pada kuartal ketiga mencerminkan bahwa perusahaan sedang menyeimbangkan hubungan antara keuntungan jangka pendek dan investasi strategis jangka panjang. Meskipun keuntungan tertekan, aliran dana yang mencapai rekor dan penataan bisnis yang positif menunjukkan bahwa raksasa manajemen aset ini sedang mempersiapkan diri untuk pertumbuhan yang berkelanjutan di masa depan.
Lihat Asli
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
Laporan keuangan kuartal ketiga 2023 yang diumumkan oleh BlackRock menunjukkan situasi operasional yang kompleks. Sebagai perusahaan manajemen aset terbesar di dunia, BlackRock menunjukkan momentum pertumbuhan yang kuat di beberapa indikator kunci, tetapi juga menghadapi tekanan pada profit.
Laporan keuangan menunjukkan bahwa pendapatan BlackRock pada kuartal ketiga mencapai 6,509 juta dolar AS, meningkat 25% dibandingkan tahun lalu, melampaui ekspektasi pasar. Pendapatan per saham yang disesuaikan adalah 11,55 dolar AS, lebih tinggi dari perkiraan analis sebesar 11,25 dolar AS. Namun, pendapatan per saham yang dihitung berdasarkan prinsip akuntansi yang diterima umum (GAAP) adalah 8,43 dolar AS, turun 23% dibandingkan tahun lalu.
Yang paling mencolok di kuartal ini adalah BlackRock menarik arus dana bersih sebesar rekor $2050 miliar, terutama berasal dari ETF iShares, pasar swasta, dan bisnis manajemen kas. Kinerja yang kuat ini mendorong total aset yang dikelola perusahaan (AUM) mencapai rekor tertinggi sebesar $13,5 triliun.
Meskipun pendapatan dan aliran dana menunjukkan kinerja yang cerah, laba operasional BlackRock justru turun 3%. Ini terutama disebabkan oleh pengeluaran yang berkelanjutan perusahaan untuk ekspansi global dan investasi teknologi, yang mencerminkan bahwa BlackRock sedang melakukan investasi strategis untuk pertumbuhan jangka panjang.
Pada bulan Juli tahun ini, BlackRock menyelesaikan akuisisi HPS Investment Partners, menambah 165 miliar dolar AS dalam aset yang dikelola. Transaksi ini semakin memperkuat posisi BlackRock di pasar swasta, dan meletakkan dasar untuk pertumbuhan perusahaan di masa depan.
CEO BlackRock, Laurence Fink, menyatakan bahwa perusahaan akan fokus pada pengembangan teknologi dan analisis data (sistem Aladdin), ETF dan investasi pasif, serta pasar aset pribadi dan digital di masa depan. Tujuan BlackRock adalah untuk mempertahankan pertumbuhan pendapatan dua digit dan terus memperkuat posisi kepemimpinannya di dunia keuangan.
Secara keseluruhan, kinerja BlackRock pada kuartal ketiga mencerminkan bahwa perusahaan sedang menyeimbangkan hubungan antara keuntungan jangka pendek dan investasi strategis jangka panjang. Meskipun keuntungan tertekan, aliran dana yang mencapai rekor dan penataan bisnis yang positif menunjukkan bahwa raksasa manajemen aset ini sedang mempersiapkan diri untuk pertumbuhan yang berkelanjutan di masa depan.