Baru-baru ini, sebuah berita mengenai perbandingan investasi Bitcoin dan emas memicu diskusi luas di pasar. Menurut laporan, ekonom terkenal Peter Schiff mengemukakan pengamatan menarik di media sosial. Dia menunjukkan bahwa Bitcoin yang dibeli oleh Michael Saylor untuk perusahaannya Strategy saat ini memiliki tingkat pengembalian sekitar 47%, sedangkan investasi dengan jumlah yang sama di emas memiliki tingkat pengembalian sekitar 30%.
Namun, Schiff lebih lanjut menunjukkan perbedaan kunci: jika ingin menjual emas senilai 61,5 miliar dolar, harga pasar mungkin tidak akan terpengaruh secara signifikan. Sebaliknya, jika mencoba menjual Bitcoin senilai 69,5 miliar dolar, kemungkinan besar akan memicu volatilitas pasar yang drastis, bahkan dapat menyebabkan keruntuhan pasar. Dalam situasi ini, keuntungan di atas kertas mungkin akan cepat menguap, dan investor juga mungkin menghadapi kerugian besar.
Perbandingan ini menyoroti perbedaan penting antara Bitcoin dan emas sebagai instrumen investasi: kedalaman pasar dan likuiditas. Meskipun Bitcoin mungkin menawarkan imbal hasil yang lebih tinggi dalam jangka pendek, kapasitas pasar dan stabilitasnya masih jauh dibandingkan dengan logam mulia tradisional. Bagi investor besar, strategi keluar dan dampak pasar adalah faktor yang perlu dipertimbangkan dengan serius.
Selain itu, diskusi ini juga memicu pemikiran tentang tingkat kematangan pasar cryptocurrency. Dengan semakin populernya aset digital seperti Bit sebagai pilihan investasi utama, bagaimana membangun struktur pasar yang lebih dalam dan lebih tangguh untuk menghadapi transaksi besar tanpa memicu fluktuasi yang tajam, menjadi tantangan penting yang dihadapi oleh industri.
Terlepas dari apapun, investor dalam membuat keputusan tidak hanya harus mempertimbangkan potensi keuntungan, tetapi juga menimbang kedalaman pasar, likuiditas, serta risiko yang mungkin terjadi. Di era fintech yang berkembang pesat ini, perbandingan antara kelas aset tradisional dan yang baru akan terus memberikan wawasan berharga bagi kita.
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
18 Suka
Hadiah
18
5
Posting ulang
Bagikan
Komentar
0/400
HackerWhoCares
· 18jam yang lalu
btc masih menarik ya, beli saja dan tidak usah dipikirkan lagi.
Baru-baru ini, sebuah berita mengenai perbandingan investasi Bitcoin dan emas memicu diskusi luas di pasar. Menurut laporan, ekonom terkenal Peter Schiff mengemukakan pengamatan menarik di media sosial. Dia menunjukkan bahwa Bitcoin yang dibeli oleh Michael Saylor untuk perusahaannya Strategy saat ini memiliki tingkat pengembalian sekitar 47%, sedangkan investasi dengan jumlah yang sama di emas memiliki tingkat pengembalian sekitar 30%.
Namun, Schiff lebih lanjut menunjukkan perbedaan kunci: jika ingin menjual emas senilai 61,5 miliar dolar, harga pasar mungkin tidak akan terpengaruh secara signifikan. Sebaliknya, jika mencoba menjual Bitcoin senilai 69,5 miliar dolar, kemungkinan besar akan memicu volatilitas pasar yang drastis, bahkan dapat menyebabkan keruntuhan pasar. Dalam situasi ini, keuntungan di atas kertas mungkin akan cepat menguap, dan investor juga mungkin menghadapi kerugian besar.
Perbandingan ini menyoroti perbedaan penting antara Bitcoin dan emas sebagai instrumen investasi: kedalaman pasar dan likuiditas. Meskipun Bitcoin mungkin menawarkan imbal hasil yang lebih tinggi dalam jangka pendek, kapasitas pasar dan stabilitasnya masih jauh dibandingkan dengan logam mulia tradisional. Bagi investor besar, strategi keluar dan dampak pasar adalah faktor yang perlu dipertimbangkan dengan serius.
Selain itu, diskusi ini juga memicu pemikiran tentang tingkat kematangan pasar cryptocurrency. Dengan semakin populernya aset digital seperti Bit sebagai pilihan investasi utama, bagaimana membangun struktur pasar yang lebih dalam dan lebih tangguh untuk menghadapi transaksi besar tanpa memicu fluktuasi yang tajam, menjadi tantangan penting yang dihadapi oleh industri.
Terlepas dari apapun, investor dalam membuat keputusan tidak hanya harus mempertimbangkan potensi keuntungan, tetapi juga menimbang kedalaman pasar, likuiditas, serta risiko yang mungkin terjadi. Di era fintech yang berkembang pesat ini, perbandingan antara kelas aset tradisional dan yang baru akan terus memberikan wawasan berharga bagi kita.