Muharram 2025 mendekat. 27 Juni menandai awalnya. Ashura jatuh pada 5 Juli 🗓️. Bukan sekadar tahun baru lainnya di kalender Islam—bulan ini membawa sesuatu yang lebih dalam. Waktu bagi jiwa untuk merenung 🌙.
Bulan ini terasa berat dengan makna. Tragedi Karbala membebani banyak hati. Imam Hussain (RA), cucu Nabi Muhammad ﷺ, menemui takdirnya di sana. Keluarganya juga. Para sahabatnya juga. Semua menjadi syahid saat berdiri untuk apa yang tampak benar 🕊️.
Kisah mereka tetap bersama kita. Kesabaran dalam penderitaan. Keberanian saat takut. Iman saat diuji. Berdiri tegak melawan mereka yang menindas orang lain 🔥. Umat Muslim mengingat dengan cara yang berbeda di berbagai tradisi. Sunni sering berpuasa—biasanya pada hari ke-9 dan ke-10, terkadang hari ke-10 dan ke-11 sebagai gantinya. Komunitas Syiah lebih terlihat berkabung. Sepuluh hari ritual peringatan. Emosi yang mendalam.
Kebenaran tampaknya menemukan cara untuk bertahan hidup. Bahkan ketika terkubur di bawah kekuasaan dan ketakutan ⚔️. Karbala memberi kita pelajaran tentang pengorbanan. Tentang prinsip-prinsip yang cukup penting untuk diperjuangkan bahkan sampai mati. Agak mengejutkan bagaimana cerita ini melintasi batas waktu dan tempat.
Bulan yang diberkati ini mengundang kita sekali lagi. Untuk menjadi lebih baik. Untuk bersatu. Untuk peduli pada orang asing 🌍. Pelajaran Muharram kadang-kadang tidak sepenuhnya jelas, tetapi tetap bersinar. Mereka menunjukkan kepada kita bahwa berdiri teguh bisa mengubah kegelapan. Mungkin bahkan membuatnya bersinar 🚀.
Lihat Asli
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
Muharram-ul-Haram: Sebuah Bulan Peringatan Suci dan Pelajaran Tanpa Henti
Muharram 2025 mendekat. 27 Juni menandai awalnya. Ashura jatuh pada 5 Juli 🗓️. Bukan sekadar tahun baru lainnya di kalender Islam—bulan ini membawa sesuatu yang lebih dalam. Waktu bagi jiwa untuk merenung 🌙.
Bulan ini terasa berat dengan makna. Tragedi Karbala membebani banyak hati. Imam Hussain (RA), cucu Nabi Muhammad ﷺ, menemui takdirnya di sana. Keluarganya juga. Para sahabatnya juga. Semua menjadi syahid saat berdiri untuk apa yang tampak benar 🕊️.
Kisah mereka tetap bersama kita. Kesabaran dalam penderitaan. Keberanian saat takut. Iman saat diuji. Berdiri tegak melawan mereka yang menindas orang lain 🔥. Umat Muslim mengingat dengan cara yang berbeda di berbagai tradisi. Sunni sering berpuasa—biasanya pada hari ke-9 dan ke-10, terkadang hari ke-10 dan ke-11 sebagai gantinya. Komunitas Syiah lebih terlihat berkabung. Sepuluh hari ritual peringatan. Emosi yang mendalam.
Kebenaran tampaknya menemukan cara untuk bertahan hidup. Bahkan ketika terkubur di bawah kekuasaan dan ketakutan ⚔️. Karbala memberi kita pelajaran tentang pengorbanan. Tentang prinsip-prinsip yang cukup penting untuk diperjuangkan bahkan sampai mati. Agak mengejutkan bagaimana cerita ini melintasi batas waktu dan tempat.
Bulan yang diberkati ini mengundang kita sekali lagi. Untuk menjadi lebih baik. Untuk bersatu. Untuk peduli pada orang asing 🌍. Pelajaran Muharram kadang-kadang tidak sepenuhnya jelas, tetapi tetap bersinar. Mereka menunjukkan kepada kita bahwa berdiri teguh bisa mengubah kegelapan. Mungkin bahkan membuatnya bersinar 🚀.