Pencurian Kripto oleh Hacker Korea Utara Mencapai $2,3 Miliar, Jepang Mengalami Kerugian Terbesar

Elliptic baru saja merilis sebuah studi. Ini cukup mengejutkan. Peretas dari Korea Utara, terutama Lazarus, telah menyerang cadangan kripto sejak 2017. Jepang kehilangan $721 juta. Aduh. Itu hampir 30% dari kerugian di seluruh dunia. Ini bukan hanya serangan. Ini adalah perang kripto.

Ang angka-angka menceritakan sebuah cerita. $2,3 miliar dicuri secara global antara 2017-2022. Jepang mengalami kerugian terbesar ($721M). Kemudian Vietnam ($540M). Amerika mengikuti ($497M). Hong Kong juga ($281M). Tampaknya kerugian Jepang jauh lebih besar daripada seluruh ekonomi ekspor Korea Utara pada tahun 2021—sebanyak 8,8 kali. Bukan kebetulan.

Serangan terus berdatangan. Chainalysis mengatakan bahwa peretas Korea Utara mengambil sekitar $497 juta pada 2023-2024. Mereka gigih. Paruh pertama tahun 2025? Lebih dari $2,17 miliar dalam crypto yang dicuri di seluruh dunia. Jejak Korea Utara ada di mana-mana.

Menteri keuangan G7 khawatir. Mereka melihat "ancaman yang semakin besar dari kegiatan ilegal oleh aktor negara." Pyongyang membutuhkan mata uang asing. Sanksi sangat ketat. Jadi mereka mencuri. Strategi yang sederhana.

Dua pendekatan utama. Peretasan pertukaran langsung bekerja paling baik. Ransomware juga. Jepang dan Vietnam menjadi target yang mudah. Pasar kripto mereka tumbuh dengan cepat. Keamanan tertinggal. Badai sempurna.

Jepang mencoba memperbaiki keadaan. Mereka mengubah regulasi pembayaran. Namun masalah masih ada. DeFi itu rumit. Pertukaran lokal membutuhkan bantuan melawan para penyerang yang canggih ini.

Para ahli mengatakan kita perlu bekerja sama. Berbagi informasi. Membicarakan serangan. Membandingkan catatan tentang malware. Sektor publik dan swasta harus berkomunikasi. Ancaman melintasi batas. Respons kita juga harus begitu. Belum sepenuhnya jelas apakah kita sudah memenangkan pertempuran ini.