Dalam pasar keuangan global, ada peran yang sering diabaikan namun sangat penting—Bank Sentral Jepang. Kebijakan moneternya mungkin lebih krusial dibandingkan keputusan The Federal Reserve (FED), terutama dalam pengaruhnya terhadap Aset Kripto.
Yen dianggap sebagai sumber likuiditas dolar global yang penting. Banyak investor memanfaatkan suku bunga rendah yen untuk melakukan perdagangan arbitrase, meminjam yen, menukarnya menjadi dolar, dan kemudian berinvestasi pada aset dengan imbal hasil tinggi, seperti saham AS, obligasi negara, atau Bitcoin. Operasi ini tampak sederhana, tetapi sebenarnya mencerminkan logika yang dalam: selama yen mempertahankan suku bunga rendah, dana global dapat terus mempertahankan pola arbitrase ini.
Namun, begitu Bank Sentral Jepang memutuskan untuk menaikkan suku bunga, mekanisme arbitrase ini akan menghadapi tantangan yang serius. Para investor mungkin terpaksa menutup posisi, yang mengakibatkan arus dana kembali secara besar-besaran. Ini seperti kolam renang yang penuh dengan perenang tiba-tiba mengurangi setengah dari volume airnya, seluruh pasar akan terjerat dalam masalah kekurangan likuiditas.
Situasi ini bukanlah fiksi. Pada bulan Maret 2024, keputusan kenaikan suku bunga oleh Bank Sentral Jepang secara langsung mempengaruhi tren bull di pasar saham AS dan Aset Kripto. Penyesuaian kebijakan lainnya pada akhir Juli tahun yang sama menyebabkan harga Bitcoin jatuh dari 62.000 dolar AS menjadi 49.000 dolar AS, memicu kepanikan di pasar.
Oleh karena itu, arah kebijakan Bank Sentral Jepang pada bulan Oktober sangat perlu diperhatikan. Meskipun banyak investor secara kebiasaan memperhatikan pernyataan Ketua The Federal Reserve (FED) Jerome Powell, sebenarnya kebijakan yen adalah katup kunci yang mengendalikan likuiditas global.
Untuk pasar Aset Kripto, jika Bank Sentral Jepang menaikkan suku bunga lagi pada bulan Oktober, kemungkinan besar akan memicu penurunan besar lainnya. Sebaliknya, jika mempertahankan kebijakan yang ada, hal itu justru bisa menjadi katalisator pemulihan pasar.
Secara keseluruhan, sambil memperhatikan The Federal Reserve (FED), investor seharusnya lebih memperhatikan pergerakan Bank Sentral Jepang, karena itu bisa menjadi faktor kunci yang mempengaruhi pasar keuangan global, terutama pergerakan pasar Aset Kripto.
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
12 Suka
Hadiah
12
7
Posting ulang
Bagikan
Komentar
0/400
HypotheticalLiquidator
· 11jam yang lalu
Peringatan Likuidasi: Rantai Arbitrase Yen akan Segera Putus
Lihat AsliBalas0
ImpermanentTherapist
· 11jam yang lalu
Gelombang ini, gelombang ini adalah JPY yang sedang beraksi.
Lihat AsliBalas0
DaoGovernanceOfficer
· 11jam yang lalu
*sigh* secara empiris, boj lebih penting daripada fed untuk likuiditas btc
Lihat AsliBalas0
DegenDreamer
· 11jam yang lalu
又给boll pro做背锅侠
Lihat AsliBalas0
EthMaximalist
· 11jam yang lalu
Siapa yang berani mengganggu yen saya, saya akan marah padanya.
Dalam pasar keuangan global, ada peran yang sering diabaikan namun sangat penting—Bank Sentral Jepang. Kebijakan moneternya mungkin lebih krusial dibandingkan keputusan The Federal Reserve (FED), terutama dalam pengaruhnya terhadap Aset Kripto.
Yen dianggap sebagai sumber likuiditas dolar global yang penting. Banyak investor memanfaatkan suku bunga rendah yen untuk melakukan perdagangan arbitrase, meminjam yen, menukarnya menjadi dolar, dan kemudian berinvestasi pada aset dengan imbal hasil tinggi, seperti saham AS, obligasi negara, atau Bitcoin. Operasi ini tampak sederhana, tetapi sebenarnya mencerminkan logika yang dalam: selama yen mempertahankan suku bunga rendah, dana global dapat terus mempertahankan pola arbitrase ini.
Namun, begitu Bank Sentral Jepang memutuskan untuk menaikkan suku bunga, mekanisme arbitrase ini akan menghadapi tantangan yang serius. Para investor mungkin terpaksa menutup posisi, yang mengakibatkan arus dana kembali secara besar-besaran. Ini seperti kolam renang yang penuh dengan perenang tiba-tiba mengurangi setengah dari volume airnya, seluruh pasar akan terjerat dalam masalah kekurangan likuiditas.
Situasi ini bukanlah fiksi. Pada bulan Maret 2024, keputusan kenaikan suku bunga oleh Bank Sentral Jepang secara langsung mempengaruhi tren bull di pasar saham AS dan Aset Kripto. Penyesuaian kebijakan lainnya pada akhir Juli tahun yang sama menyebabkan harga Bitcoin jatuh dari 62.000 dolar AS menjadi 49.000 dolar AS, memicu kepanikan di pasar.
Oleh karena itu, arah kebijakan Bank Sentral Jepang pada bulan Oktober sangat perlu diperhatikan. Meskipun banyak investor secara kebiasaan memperhatikan pernyataan Ketua The Federal Reserve (FED) Jerome Powell, sebenarnya kebijakan yen adalah katup kunci yang mengendalikan likuiditas global.
Untuk pasar Aset Kripto, jika Bank Sentral Jepang menaikkan suku bunga lagi pada bulan Oktober, kemungkinan besar akan memicu penurunan besar lainnya. Sebaliknya, jika mempertahankan kebijakan yang ada, hal itu justru bisa menjadi katalisator pemulihan pasar.
Secara keseluruhan, sambil memperhatikan The Federal Reserve (FED), investor seharusnya lebih memperhatikan pergerakan Bank Sentral Jepang, karena itu bisa menjadi faktor kunci yang mempengaruhi pasar keuangan global, terutama pergerakan pasar Aset Kripto.