
Dominasi Bitcoin di pasar cryptocurrency terus menguat secara signifikan. Dengan kapitalisasi pasar mencapai $2,1 triliun pada awal 2025, Bitcoin berhasil menguasai 63% pangsa ekosistem kripto secara keseluruhan. Posisi ini menunjukkan tingkat kepercayaan investor yang sangat tinggi terhadap aset digital terdepan ini.
| Cryptocurrency | Kapitalisasi Pasar | Pangsa Pasar |
|---|---|---|
| Bitcoin | $2,1 triliun | 63% |
| Ethereum | $500 miliar | ~13% |
| Solana | $300 miliar | ~8% |
| BNB | $150 miliar | ~4% |
Sebaliknya, altcoin utama secara kolektif menempati porsi yang jauh lebih kecil. Ethereum sebagai cryptocurrency terbesar kedua, menguasai sekitar 13% pangsa pasar, sedangkan Solana dan BNB secara gabungan hanya sekitar 12%. Komposisi ini memperlihatkan bahwa meskipun platform blockchain alternatif berkembang, Bitcoin tetap menjadi pemimpin pasar tak tertandingi dengan selisih yang sangat besar. Total kapitalisasi pasar kripto pada 2025 telah mencapai $3,9 triliun, namun valuasi Bitcoin sebesar $2,1 triliun hampir menyumbang 54% dari seluruh ekosistem. Konsentrasi nilai ini menegaskan Bitcoin sebagai aset penyimpan nilai utama di pasar cryptocurrency, khususnya di tengah ketidakpastian makroekonomi saat investor cenderung memilih aset digital yang dianggap lebih aman.
Pada 2025, pasar cryptocurrency memperlihatkan perbedaan tajam dalam stabilitas harga antara aset dominan dan alternatif. Bitcoin mencatat volatilitas harian yang jauh lebih rendah, rata-rata 3,2%, selaras dengan fase akumulasi akhir dan semakin kuatnya posisi institusi. Sebaliknya, altcoin mengalami fluktuasi harga harian lebih besar, yakni 5% hingga 8%, yang memang umum pada aset dengan karakter spekulatif tinggi.
| Kelas Aset | Rata-rata Volatilitas Harian | Karakteristik Pasar |
|---|---|---|
| Bitcoin | 3,2% | Aliran modal institusional, posisi lindung nilai makro |
| Altcoin | 5-8% | Pencarian beta tinggi, rotasi berbasis utilitas |
Kesenjangan kinerja ini jelas terlihat sepanjang tahun berjalan. Sepanjang 2025, Bitcoin mampu mengungguli sekitar 67% altcoin yang dimonitor, didorong faktor struktural seperti kepercayaan institusional. Investor institusi kini semakin memandang blockchain sebagai pendorong nilai jangka panjang, dengan 94% menilai blockchain sebagai hal yang strategis. Korelasi kuat Bitcoin dengan indeks Nasdaq 100, yakni 0,70—tertinggi sejak Desember 2022—memperkuat fungsinya sebagai lindung nilai makro di tengah ketidakpastian ekonomi global.
Relative Strength Index saat ini berada pada level 57, menandakan momentum bullish yang konsisten untuk Bitcoin. Sementara itu, altcoin menghadapi fragmentasi likuiditas dan pendanaan negatif, terutama saat terjadi likuidasi $2 miliar pada November. Konsentrasi 85% aktivitas derivatif di Bitcoin dibandingkan altcoin semakin menegaskan divergensi kinerja, mencerminkan kecenderungan modal institusional memilih stabilitas Bitcoin daripada paparan spekulatif terhadap altcoin dalam situasi pasar saat ini.
Sepanjang 2024, pasar cryptocurrency mengalami perubahan besar pada pola keterlibatan jaringan. Pertumbuhan alamat aktif altcoin jauh melampaui Bitcoin, menandakan perubahan fundamental dalam cara pengguna berinteraksi dengan berbagai ekosistem blockchain.
| Metrik | Bitcoin | Altcoin | Perbedaan Pertumbuhan |
|---|---|---|---|
| Pertumbuhan Alamat Aktif (2024) | 12% | 45% | 33 poin persentase |
| Puncak Alamat Aktif (Feb 2024) | ~1,08 juta | - | - |
| Pola Keterlibatan Pasar | Fokus institusional | Didorong ritel | Dinamika kontras |
Pertumbuhan alamat aktif Bitcoin yang mencapai 12% atau sekitar 1,08 juta pada Februari 2024 mencerminkan tingginya permintaan institusional, terutama dipicu peluncuran ETF dan kepastian regulasi. Sementara itu, altcoin mencatat momentum lebih kuat dengan laju pertumbuhan 45%, menandakan partisipasi ritel yang sangat aktif serta tumbuhnya efek jaringan pada platform blockchain alternatif.
Selisih pertumbuhan 33 poin persentase ini menunjukkan bahwa modal institusional tetap terpusat di Bitcoin melalui platform terpusat, sedangkan investor ritel semakin menjajaki peluang decentralized finance di jaringan altcoin. Data ini menunjukkan terjadinya fragmentasi pola adopsi pengguna di luar dominasi Bitcoin. Kesenjangan adopsi yang makin menyempit menggambarkan diversifikasi eksposur blockchain oleh pelaku pasar, yang mulai mengakui keunggulan nilai unik dari masing-masing ekosistem. Di negara berkembang, tren ini semakin akseleratif, dengan adopsi cryptocurrency yang memperlihatkan pertumbuhan alamat aktif bulanan hingga tiga kali lipat dari tahun-tahun sebelumnya, menciptakan peluang bagi jaringan altcoin untuk menguasai basis pengguna lebih besar yang mencari infrastruktur keuangan maupun investasi alternatif.











