Dalam beberapa waktu terakhir, pidato Ketua The Federal Reserve (FED) Jerome Powell di Simposium Ekonomi Jackson Hole telah menarik perhatian luas dari pasar keuangan. Meskipun aset berisiko mengalami pump, reaksi investor terhadap pernyataan Powell beragam, dengan sebagian orang bersikap hati-hati terhadap arah ekonomi di masa depan.
Powell dalam pidatonya mengisyaratkan kemungkinan penurunan suku bunga pada bulan September, tetapi tidak memberikan komitmen yang jelas. Posisi yang ambigu ini mencerminkan upaya The Federal Reserve (FED) untuk mencari keseimbangan antara risiko pasar tenaga kerja dan tekanan inflasi yang terus berlangsung. Namun, ketidakpastian ini juga memberikan ruang interpretasi baru bagi pasar.
Perlu dicatat bahwa latar belakang pidato Powell kali ini cukup kompleks, di satu sisi menghadapi tekanan politik untuk melonggarkan kebijakan moneter, di sisi lain harus menimbang berbagai sinyal dari data ekonomi. Situasi ini membuat pasar memiliki ekspektasi yang lebih beragam terhadap arah kebijakan The Federal Reserve (FED) di masa depan.
Beberapa analis, seperti Matthew Miskin dari Manulife Investments, percaya bahwa meskipun kemungkinan pemotongan suku bunga pada bulan September meningkatkan sentimen pasar, para investor mungkin meremehkan tantangan jangka panjang. Ia mencatat, 'Arah kebijakan setelah September masih menjadi pertanyaan yang belum terjawab, pasar mungkin terlalu optimis.'
Data ekonomi terbaru juga menambah kompleksitas dalam pengambilan keputusan. Laporan pekerjaan bulan Juli yang buruk dan penyesuaian data pekerjaan sebelumnya telah memicu harapan pemotongan suku bunga, namun kemudian kenaikan harga grosir kembali membangkitkan kekhawatiran tentang inflasi. Sinyal ekonomi yang bertentangan ini membuat pilihan kebijakan The Federal Reserve (FED) menjadi lebih sulit.
Secara umum, ada perbedaan pendapat yang jelas di pasar saat ini mengenai prospek kebijakan The Federal Reserve (FED). Beberapa investor bersikap optimis terhadap kemungkinan penurunan suku bunga, sementara yang lain khawatir bahwa ekonomi mungkin menghadapi risiko stagflasi. Ketidakpastian ini mungkin akan terus mempengaruhi pergerakan pasar dalam waktu dekat, dan investor perlu mengikuti data ekonomi dan pernyataan lebih lanjut dari pejabat The Federal Reserve (FED) dengan saksama.
Lihat Asli
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
16 Suka
Hadiah
16
5
Posting ulang
Bagikan
Komentar
0/400
PumpBeforeRug
· 1jam yang lalu
Mengerti apa? Lagi menipu orang.
Lihat AsliBalas0
BearMarketBuilder
· 7jam yang lalu
Investor ritel masih belum bangun, ya!
Lihat AsliBalas0
MondayYoloFridayCry
· 7jam yang lalu
Penurunan suku bunga? Tertawa sampai mati, terlalu naif.
Lihat AsliBalas0
GhostInTheChain
· 7jam yang lalu
Mengerti, penurunan suku bunga di bulan September? Gelombang ini kembali meledak!
Dalam beberapa waktu terakhir, pidato Ketua The Federal Reserve (FED) Jerome Powell di Simposium Ekonomi Jackson Hole telah menarik perhatian luas dari pasar keuangan. Meskipun aset berisiko mengalami pump, reaksi investor terhadap pernyataan Powell beragam, dengan sebagian orang bersikap hati-hati terhadap arah ekonomi di masa depan.
Powell dalam pidatonya mengisyaratkan kemungkinan penurunan suku bunga pada bulan September, tetapi tidak memberikan komitmen yang jelas. Posisi yang ambigu ini mencerminkan upaya The Federal Reserve (FED) untuk mencari keseimbangan antara risiko pasar tenaga kerja dan tekanan inflasi yang terus berlangsung. Namun, ketidakpastian ini juga memberikan ruang interpretasi baru bagi pasar.
Perlu dicatat bahwa latar belakang pidato Powell kali ini cukup kompleks, di satu sisi menghadapi tekanan politik untuk melonggarkan kebijakan moneter, di sisi lain harus menimbang berbagai sinyal dari data ekonomi. Situasi ini membuat pasar memiliki ekspektasi yang lebih beragam terhadap arah kebijakan The Federal Reserve (FED) di masa depan.
Beberapa analis, seperti Matthew Miskin dari Manulife Investments, percaya bahwa meskipun kemungkinan pemotongan suku bunga pada bulan September meningkatkan sentimen pasar, para investor mungkin meremehkan tantangan jangka panjang. Ia mencatat, 'Arah kebijakan setelah September masih menjadi pertanyaan yang belum terjawab, pasar mungkin terlalu optimis.'
Data ekonomi terbaru juga menambah kompleksitas dalam pengambilan keputusan. Laporan pekerjaan bulan Juli yang buruk dan penyesuaian data pekerjaan sebelumnya telah memicu harapan pemotongan suku bunga, namun kemudian kenaikan harga grosir kembali membangkitkan kekhawatiran tentang inflasi. Sinyal ekonomi yang bertentangan ini membuat pilihan kebijakan The Federal Reserve (FED) menjadi lebih sulit.
Secara umum, ada perbedaan pendapat yang jelas di pasar saat ini mengenai prospek kebijakan The Federal Reserve (FED). Beberapa investor bersikap optimis terhadap kemungkinan penurunan suku bunga, sementara yang lain khawatir bahwa ekonomi mungkin menghadapi risiko stagflasi. Ketidakpastian ini mungkin akan terus mempengaruhi pergerakan pasar dalam waktu dekat, dan investor perlu mengikuti data ekonomi dan pernyataan lebih lanjut dari pejabat The Federal Reserve (FED) dengan saksama.