IMF memperingatkan tentang risiko keuangan global akibat stablecoin - ForkLog: cryptocurrency, AI, singularitas, masa depan

# IMF memperingatkan risiko keuangan global akibat stablecoin

Stablecoin yang dipatok ke dolar AS dapat mempercepat proses dolarifikasi di negara-negara dengan tingkat inflasi tinggi, sehingga melemahkan kontrol bank sentral atas pergerakan modal. Hal ini disampaikan dalam laporan IMF

Sifat lintas batas dari stablecoin dapat menyederhanakan pengiriman uang dan pembayaran, namun juga dapat mempersulit kebijakan moneter dan stabilitas keuangan di pasar negara berkembang. Laporan baru IMF mengeksplorasi tantangan dan peluang. https://t.co/eVss5tPsFn pic.twitter.com/ERq3MwxPTz

— IMF (@IMFNews) 4 Desember 2025

Menurut para ahli, stablecoin mampu mempercepat penolakan masyarakat dan bisnis terhadap mata uang nasional di negara-negara dengan ekonomi yang tidak stabil.

“Stablecoin dapat mempercepat proses dolarifikasi, meningkatkan volatilitas arus modal dengan melewati pembatasan yang ada, serta memecah sistem pembayaran menjadi segmen-segmen terisolasi jika tidak ada interoperabilitas teknis,” demikian tertulis dalam dokumen tersebut

Risiko ini sangat tinggi di negara-negara yang sedang mengalami krisis kepercayaan terhadap sistem keuangan lokal. Dalam kondisi seperti itu, aset digital yang dipatok fiat dapat dengan cepat berubah dari alat pembayaran menjadi alternatif penuh terhadap mata uang nasional.

Peringatan ini diterbitkan di tengah pertumbuhan pesat segmen stablecoin. Penulis laporan mencatat bahwa sejak 2023, kapitalisasi dua stablecoin terbesar — USDT dan USDC — telah meningkat tiga kali lipat, mencapai total $260 miliar.

Volume perdagangan melonjak menjadi $23 triliun pada 2024

Sumber: IMF Geografi penggunaan stablecoin tidak merata. Asia menjadi pemimpin mutlak dalam volume transaksi.

Namun, relatif terhadap ukuran ekonomi, aset ini paling aktif digunakan di Afrika, Timur Tengah, dan Amerika Latin — kawasan yang secara historis rentan terhadap dolarifikasi dan penggantian mata uang nasional.

Potensi dan Risiko

IMF juga mengakui potensi positif dari teknologi ini. Di banyak negara berkembang, layanan digital telah melampaui perbankan tradisional dalam hal adopsi.

Analis meyakini bahwa dengan regulasi yang tepat, stablecoin dapat:

• meningkatkan persaingan di pasar keuangan;
• menurunkan biaya transfer dan pembayaran;
• meningkatkan akses terhadap layanan keuangan.

Namun, keunggulan ini juga disertai risiko makrofinansial. Ancaman utama adalah potensi pelarian massal dari aset.

Keraguan pengguna terhadap jaminan stablecoin dapat memicu aksi jual besar-besaran. Untuk memenuhi kewajiban, perusahaan harus menjual aset mereka secara darurat (seringkali berupa obligasi pemerintah), yang dapat memicu gejolak di pasar keuangan global.

Karakter lintas batas yang bersifat pseudonim dari stablecoin juga dapat melemahkan kontrol atas pergerakan modal, memudahkan pembiayaan ilegal, dan menurunkan kualitas data makroekonomi. Distribusi global pemegang stablecoin, yang sering tidak diketahui karena dompet non-kustodial, mempersulit pemantauan krisis dan perumusan kebijakan regulasi.

Tantangan bagi Regulator

Regulasi sektor ini semakin jelas, namun masih belum konsisten. Dalam laporannya, para ahli IMF membandingkan pendekatan di Jepang, AS, UE, dan Inggris, serta menemukan perbedaan hampir di semua area — dari persyaratan bagi penerbit dan cadangan hingga akses pemain asing.

Fragmentasi semacam ini mendorong arbitrase regulasi: perusahaan memilih yurisdiksi dengan aturan paling longgar. Hal ini menciptakan persaingan tidak sehat dan menurunkan efektivitas pengawasan sektor yang berisiko ini.

IMF menyimpulkan: stablecoin adalah “fenomena yang akan tetap ada bersama kita dalam waktu lama.” Namun, apakah stablecoin akan menjadi sumber stabilitas atau faktor risiko sangat tergantung pada kemampuan komunitas global untuk membentuk standar yang seragam.

Sebagai pengingat, pada akhir November Bank for International Settlements memperingatkan risiko keuangan akibat RWA