Rantai Pasokan Bahan Langka Mengetat: Siapa yang Sebenarnya Menang?

MP Materials baru saja mengumumkan laporan kinerja yang mengesankan. Produksi NdPr Q3 mencapai 721 ton, melonjak 51% year-on-year, dan juga memecahkan rekor sebelumnya (Q2 adalah 597 ton). Perusahaan ini telah memproduksi 1,881 ton dalam sembilan bulan pertama tahun ini, sudah mengalahkan total produksi tahun lalu yang sebesar 1,294 ton—ini cukup mengesankan.

Namun ada satu detail: meskipun NdPr meroket, produksi REO justru turun 4% dibandingkan tahun lalu menjadi 13.254 ton. Tampaknya kontradiktif, tetapi sebenarnya MP sedang menyesuaikan strategi - dari REO massal beralih ke produk pemisahan kelas atas, yang memiliki margin laba lebih tinggi.

Bagaimana dengan rekan-rekan? Lynas menghasilkan 2.003 ton NdPr di Q3, total REO 3.993 ton. Yang lebih mengesankan adalah Lynas sudah memiliki pesanan komersial dan pengiriman untuk logam tanah jarang berat (dysprosium, terbium), mengendalikan harga. Energy Fuels meskipun masih dalam tahap percobaan (oksida dysprosium sudah dikirim sebagai sampel, terbium dan lainnya akan mulai diuji pada kuartal berikutnya), tetapi harus sudah memproduksi logam tanah jarang berat secara komersial pada kuartal keempat 2026.

Bagaimana pasar melihatnya? Harga saham MP naik 275% tahun ini, tetapi PE sangat mahal - 22,45 kali PS dibandingkan dengan 1,42 kali industri. Diperkirakan rugi pada tahun 2025, baru pada tahun 2026 bisa berbalik untung menjadi 84 sen per saham. Apakah ini gelembung valuasi atau fundamental? Kuncinya adalah apakah dapat mempertahankan laju pertumbuhan kapasitas ini ke depan.