Di pasar Aset Kripto global saat ini, memiliki satu Bitcoin utuh telah menjadi suatu alokasi aset yang langka. Data terbaru menunjukkan, dari sekitar 8 miliar populasi dunia, hanya 0,01% hingga 0,02% orang yang benar-benar memiliki satu Bitcoin utuh. Angka ini menyoroti status Bitcoin sebagai aset yang langka.

Prediksi hingga pertengahan 2025 menunjukkan bahwa hanya sekitar 0,18% alamat Bitcoin yang memiliki saldo mencapai atau melebihi 1 koin. Dengan kata lain, dari setiap 1000 orang, kurang dari dua orang yang mampu melewati ambang "satu Bitcoin". Kelangkaan ini sebagian berasal dari nilai tinggi Bitcoin — saat ini harga satu Bitcoin telah melampaui 110.000 dolar AS, yang merupakan hambatan modal yang cukup besar bagi investor biasa.

Kekurangan Bitcoin tidak hanya tercermin dalam harganya yang tinggi, tetapi juga dalam jumlah totalnya yang tetap. Jumlah total Bitcoin tetap di 21 juta koin, saat ini sekitar 19,8 juta koin telah ditambang, hanya tersisa kurang dari 1,2 juta koin yang menunggu untuk dirilis. Mengingat beberapa Bitcoin mungkin telah hilang secara permanen atau dikunci oleh pemegang jangka panjang, jumlah yang sebenarnya dapat beredar mungkin bahkan lebih sedikit.

Perlu dicatat bahwa distribusi Bitcoin sangat tidak merata. Data menunjukkan bahwa hanya 1,86% alamat yang mengendalikan lebih dari 90% pasokan Bitcoin. Di antara mereka, bursa, peserta awal, dan lembaga kustodian menguasai sebagian besar pangsa. Khususnya, hanya empat alamat raksasa (yang memegang 100.000-1.000.000 Bit) yang mengendalikan 14% dari persediaan, sementara 100 alamat teratas mengendalikan lebih dari 58% Bitcoin.

Meskipun sekitar 560 juta orang di seluruh dunia (yang merupakan 6,8% dari total populasi) telah terpapar Aset Kripto, proporsi orang yang dapat memiliki satu Bitcoin utuh sangat rendah. Sebagian besar dompet ritel memiliki jumlah Bitcoin kurang dari 0,01, yang semakin menyoroti kelangkaan memiliki satu Bitcoin utuh.

Bagi investor biasa, mengumpulkan satu Bitcoin utuh mungkin merupakan tujuan jangka panjang. Dengan meningkatnya popularitas Bitcoin, mencapai tujuan ini mungkin semakin sulit. Banyak ahli menyarankan untuk menerapkan strategi investasi berkala—membeli dalam jumlah kecil secara teratur, untuk menyebarkan risiko dan mengurangi tekanan psikologis. Metode ini sangat cocok untuk menghadapi volatilitas tinggi di pasar Bitcoin, seperti penurunan cepat Bitcoin dari 100.000 dolar menjadi 75.000 dolar dengan penurunan 30% pada akhir 2024.

Namun, Bitcoin masih menghadapi kontroversi. Beberapa ekonom dan pengusaha terkenal, seperti Robert Shiller, Warren Buffett, George Soros, dan Bill Gates, telah secara terbuka meragukan nilai Bitcoin, menggambarkannya sebagai gelembung atau skema Ponzi. Kritik ini sering kali didasarkan pada preferensi terhadap cara penyimpanan nilai tradisional (seperti emas).

Meskipun ada kontroversi, para pendukung Bitcoin tetap yakin akan potensinya. Seperti yang dikatakan oleh Michael Saylor dari MicroStrategy: "Bitcoin akan menjadi nol atau melesat ke satu juta dolar." Kemungkinan ekstrem inilah yang menarik banyak investor, dan juga memberikan peluang besar bagi para penganut yang teguh.

Bagi mereka yang mempertimbangkan untuk berinvestasi dalam Bitcoin, penting untuk sepenuhnya memahami karakteristik berisiko tinggi dan imbalan tinggi, serta membuat keputusan yang bijaksana berdasarkan kondisi keuangan pribadi dan kemampuan menanggung risiko. Bagaimanapun, kelangkaan Bitcoin dan pengaruhnya yang semakin meningkat dalam sistem keuangan global menjadikannya sebagai bidang investasi yang patut diperhatikan.