Laporan "Pasar XRP Q1 2025" terbaru dari Ripple memberikan wawasan tentang bab baru dalam sejarah perusahaan, dengan kasus SEC yang ditutup dan kebijakan AS yang berkembang.
Dalam pembaruan mengenai kasus Ripple dan Komisi Sekuritas dan Bursa AS (SEC), Ripple mengungkapkan bahwa SEC telah setuju untuk meminta agar pengadilan mencabut perintah larangan. Pengungkapan ini berasal dari laporan pasar kuartalan Ripple yang terbaru.
Ripple menyatakan dalam laporan, "Pada Q1, SEC memberi tahu Ripple tentang niatnya untuk menarik bandingnya — sebuah kemenangan jelas bagi Ripple dan industri kripto yang lebih luas. Setelah keputusan Ripple untuk menarik banding silang, SEC setuju untuk mengurangi denda yang diusulkan dari $125 juta menjadi $50 juta — dan meminta pengadilan untuk mencabut larangan, menunggu persetujuan Komisi SEC. Hasil ini menegaskan apa yang telah jelas sejak hari pertama: fakta dan hukum ada di pihak Ripple."
Laporan tersebut, yang dirujuk oleh pengacara dan penggemar XRP Bill Morgan dalam sebuah post di X, mencatat bahwa SEC telah setuju untuk meminta agar pengadilan membatalkan perintah larangan dalam gugatan yang menunggu persetujuan Komisi SEC. Morgan mencatat bahwa ini tampaknya merupakan pengakuan publik eksplisit pertama tentang permintaan tersebut oleh Ripple.
SEC awalnya mencari perintah permanen untuk mencegah Ripple melanggar undang-undang sekuritas di masa depan. Namun, Ripple terus menolak, mengklaim bahwa XRP bukanlah sekuritas dan tidak seharusnya dikenakan regulasi yang sama.
Kilas Balik Gugatan SEC terhadap Ripple
Pada bulan Desember 2020, SEC mengajukan gugatan terhadap Ripple Labs, CEO Brad Garlinghouse, dan Ketua Eksekutif Chris Larsen, dengan tuduhan bahwa XRP adalah sekuritas yang tidak terdaftar dan bahwa Ripple telah mengumpulkan lebih dari $1,3 miliar melalui penawaran sekuritas yang tidak terdaftar.
Dalam putusan bersejarah pada Juli 2023, Hakim Analisa Torres memutuskan bahwa XRP bukanlah sekuritas ketika dijual kepada investor ritel melalui bursa. Namun, ia menemukan bahwa penjualan XRP oleh Ripple kepada institusi melanggar undang-undang sekuritas.
Pada bulan Oktober 2023, SEC secara sukarela mencabut tuduhan terhadap eksekutif Ripple, yang dianggap sebagai kemenangan yang signifikan.
Konten ini hanya untuk referensi, bukan ajakan atau tawaran. Tidak ada nasihat investasi, pajak, atau hukum yang diberikan. Lihat Penafian untuk pengungkapan risiko lebih lanjut.
Ripple Mengungkap Permintaan SEC untuk Mencabut Perintah Dalam Gugatan: Detail
Laporan "Pasar XRP Q1 2025" terbaru dari Ripple memberikan wawasan tentang bab baru dalam sejarah perusahaan, dengan kasus SEC yang ditutup dan kebijakan AS yang berkembang.
Dalam pembaruan mengenai kasus Ripple dan Komisi Sekuritas dan Bursa AS (SEC), Ripple mengungkapkan bahwa SEC telah setuju untuk meminta agar pengadilan mencabut perintah larangan. Pengungkapan ini berasal dari laporan pasar kuartalan Ripple yang terbaru.
Ripple menyatakan dalam laporan, "Pada Q1, SEC memberi tahu Ripple tentang niatnya untuk menarik bandingnya — sebuah kemenangan jelas bagi Ripple dan industri kripto yang lebih luas. Setelah keputusan Ripple untuk menarik banding silang, SEC setuju untuk mengurangi denda yang diusulkan dari $125 juta menjadi $50 juta — dan meminta pengadilan untuk mencabut larangan, menunggu persetujuan Komisi SEC. Hasil ini menegaskan apa yang telah jelas sejak hari pertama: fakta dan hukum ada di pihak Ripple."
Laporan tersebut, yang dirujuk oleh pengacara dan penggemar XRP Bill Morgan dalam sebuah post di X, mencatat bahwa SEC telah setuju untuk meminta agar pengadilan membatalkan perintah larangan dalam gugatan yang menunggu persetujuan Komisi SEC. Morgan mencatat bahwa ini tampaknya merupakan pengakuan publik eksplisit pertama tentang permintaan tersebut oleh Ripple.
SEC awalnya mencari perintah permanen untuk mencegah Ripple melanggar undang-undang sekuritas di masa depan. Namun, Ripple terus menolak, mengklaim bahwa XRP bukanlah sekuritas dan tidak seharusnya dikenakan regulasi yang sama.
Kilas Balik Gugatan SEC terhadap Ripple
Pada bulan Desember 2020, SEC mengajukan gugatan terhadap Ripple Labs, CEO Brad Garlinghouse, dan Ketua Eksekutif Chris Larsen, dengan tuduhan bahwa XRP adalah sekuritas yang tidak terdaftar dan bahwa Ripple telah mengumpulkan lebih dari $1,3 miliar melalui penawaran sekuritas yang tidak terdaftar.
Dalam putusan bersejarah pada Juli 2023, Hakim Analisa Torres memutuskan bahwa XRP bukanlah sekuritas ketika dijual kepada investor ritel melalui bursa. Namun, ia menemukan bahwa penjualan XRP oleh Ripple kepada institusi melanggar undang-undang sekuritas.
Pada bulan Oktober 2023, SEC secara sukarela mencabut tuduhan terhadap eksekutif Ripple, yang dianggap sebagai kemenangan yang signifikan.